PERHITUNGAN FREKUENSI PENYAKIT (PREVALENSI DAN INSIDENSI)
2.3. Perhitungan Frekuensi Penyakit
Epidemiologi berkaitan dengan keberadaan masalah
kesehatan dalam suatu populasi atau terjadinya peristiwa kesehatan baru dalam
suatu populasi. Dalam kedua kasus tersebut merupakan ukuran epidemiologis.
Ukuran epidemiologi setidaknya memiliki dua komponen yaitu :
· Numerator (pembilang) meliputi frekuensi kejadian
· Denomerator (penyebut) adalah populasi yang berisiko atau populasi tempat kasus ada atau pernah terjadi.
2.3.1. Rasio, Proporsi, dan Rate
Terdapat tiga kelas dasar perhitungan kuantitas matematika yang digunakan mengukut status kesehatan dan terjadinya peristiwa kesehatan pada populasi.
A. Rasio
Rasio
diperoleh dengan cara membagi satu bilangan dengan satu bilangan lainnya tanpa
menyiratkan hubungan khusus antara pembilang dan penyebut.
B. Proporsi
Proporsi merupakan bentuk khusus dari rasio, dimana
didalam penyebut termasuk juga pembilang dan hasilnya biasa dinyatakan dalam
bentuk persentase.
C. Rate
Perbandingan suatu kejadian dengan
jumlah penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut. Terdapat hubungan yang
berbeda antara pembilang dan penyebut. Rate
sering digunakan sebagai perbandingan dua populasi berbeda diwaktu yang
sama dan perbandingan populasi yang sama pada dua periode waktu yang berbeda.
· Crude rate : rate yang digunakan untuk seluruh populasi tanpa mengacu pada karakteristik individu didalamnya.
· Specific rate : rate yang digunakan saat suatu populasi dibagi menjadi subkelompok yang lebih homogen berdasarkan karakteristik tertentu (misalnya usia).
· Standard rate : rate yang distandarisasi untuk dibandingkan antara dua atau lebih populasi penyakit.
2.3.2. Prevalensi
Perkiraan proporsi individu
dipopulasi dengan penyakit, kecacatan, atau kondisi kesehatan tertentu pada
waktu tertentu. Prevalensi selalu menyertakan keseluruhan penyakit (kasus baru
dan lama) dalam periode waktu tertentu. Ukuran prevalensi sangat membantu dalam
menilai kebutuhan untuk pencegahan tindakan, perawatan kesehatan, dan perencanaan
layanan kesehatan.
Prevalensi suatu penyakit dihitung
dengan :
· Prevalensi titik : mencoba mengukur penyakit pada satu titik tertentu.
Meningkat |
Menurun |
Penyakit berlangsung dalam waktu
lama |
Penyakit berlangsung dalam waktu
singkat |
Meningkatnya kasus baru |
Menurunnya kasus baru |
Perpenjangan hidup pasien tanpa
penyembuhan |
Kasus fatalitas tinggi |
Migrasi masuk orang rentan/kasus |
Migrasi masuk orang sehat |
Migrasi keluar oraang sehat |
Migrasi keluar orang rentan |
Peningkatan fasilitas diagnostik
(pelaporan yang lebih baik) |
Peningkatan angka kesembuhan
kasus |
Mengukur
jumlah kasus baru atau kejadian baru penyakit yang berkembang pada populasi
tertentu selama periode waktu tertentu. Insidence rate mengukur probabilitas
orang sehat yang akan terserang penyakit selama jangka waktu tertentu.
Manfaat ukuran insidensi yaitu :
1) Angka insidensi dapat digunakan untuk
mengukur angka kejadian penyakit. Perubahan angka insidensi dapat menunjukkan
adanya perubahan faktor-faktor penyebab penyakit, yaitu fluktuasi alamiah dan
adanya program pencegahan.
2) Dalam penelitian epidemiologi barguna
untuk studi sebab akibat
3) Perbandingan antara berbagai populasi
dengan pemamapan yang berbeda.
4) Untuk mengukur besarnya risiko
determinan tertentu
Perbedaan antara
prevalensi dan insidensi :
Insidensi |
Prevalensi |
|
Numerator |
Jumlah kasus baru penyakit selama
jangka waktu tertentu |
Jumlah kasus penyakit yang ada pada
titik waktu |
Denomerator |
Populasi yang berisiko |
Populasi yang berisiko |
Fokus |
-
Jika kejadian
tersebut merupakan kasus baru -
Waktu
timbulnya penyakit |
-
Ada atau tidaknya suatu
penyakit - Periode
waktu berubah-ubah |
Kegunaan |
-
Menyatakan
risiko menjadi penyakit -
Ukuran utama
untuk penyakit akut tetapi bisa juga penyakit kronis -
Lebih berguna
untuk studi sebab-akibat |
-
Memperkirakan
probabilitas populasi yang sakit pada waktu tertentu -
Menilai
kebutuhan untuk pencegahan tindakan, perawatan kesehatan, dan perencanaan
layanan kesehatan |
Sumber :
1. 1. Marya CM. 2011. A Textbook of Public Health Dentistry. Jaypee. p. 11-12.
2. Bonita R, Beaglehole R, Kjellstrom T. Basic Epidemiology 2nd ed . WHO. p. 18-21.
Comments
Post a Comment