Posts

Showing posts from April, 2020
2.3        Hiperplasia Gingiva 2.3.1     Definisi             Hiperplasia gingiva merupakan pertumbuhan berlebih gingiva dari yang ringan yaitu pada interdental papila hingga yang berat yaitu pembesaran pada seluruh gingiva sehingga menutupi mahkota gigi.             Hiperplasia gingiva terkait obat-obatan adalah pertumbuhan abnormal jaringan gingiva karena penggunaan obat sistemik. 2.3.2     Etiologi             Terjadinya hiperplasia gingiva merupakan hasil dari beberapa faktor-faktor seperti: a.        Faktor lokal seperti plak, kalkulus, dan bakteri. b.       Keseimbangan hormon seperti estrogen dan testosteron c.        Leukemia d.       Faktor genetik atau sindrom e.        Obat-obatan v   Anticonvulsants • Carbamazepine • Ethosuximide • Ethotoin • Felbamate • Mephenytoin • Methsuximide • Phenobarbital • Phensuximide • Phenytoin • Primidone • Sodium valproate • Vigabatrin v   Calcium channel blockers • Amlodipine • Bepridil
Patogenesis Herpangina             Coxsackie Virus (CV), sebuah virus ribonekleat acid, merupakan anggota dari genus Enterovirus dan family picornaviridine dan memiliki gambaran yang sama dengan virus polio. Paling banyak tipe A (CVA) dan beberapa tipe B (CVB). Virus ini ditularkan dari kontak saliva secara langsung, bersin, dan mungkin kontaminasi oral-faces.             Virus ini bereplikasi pertama kali dimulut dan kemudian disaluran pernapasan bawah. Terkadang terdapat pada saluran pernapasan atas. Infeksi CVA berimplikasi pada penyakit lumpuh, pilek, dan infeksis saluran pernapasan atas diikuti demam dan pleurodynia.             Gejala muncul 2-10 hari setelah terpapar oleh virus, dan meliputi demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, disfagia, dan malaise. Setalah 24-48 jam, eritema menyebar dan terdapat vasicula pada area posterior rongga mulut dan orofaring. Terdapat sejumlah vesikel kecil, yang terdapat pada palatum lunak dan atau tonsil pilar, yang pecah dengan cepat me