Tindakan Heroik di Berbagai Daerah di Indonesia
Tindakan
Heroik di Berbagai Daerah di Indonesia
1.
Pertempuran di Surabaya dan sekitarnya
Selama bulan September 1945, rakyat dan BKR
merebut senjata di gudang mesiu Don Bosco. Merebut kompleks penyimpanan senjata
dan pemancar radio di Embong, Malang. Dan pada tanggal 1 Oktober 1945, rakyat
merebut Markas Kompetai (polisi rahasia) yang dianggap lambing kekejaman
Jepang.
2.
Pertempuran di Yogyakarta
Pada tanggal 26 September 1945, para pegawai
pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang mengadakan aksi mogok. Mereka
memaksa pihak Jepang untuk menyerahkan semua kantor kepada pihak Indonesia.
Tindakan itu diperkuat oleh Komite Nasional Indonesia daerah Yogyakarta yang
mengumumkan berdirinya pemerintah RI di Yogyakarta. Pada tanggal 7 Oktober
1945, rakyat dan BKR merebut tangsi Otsukai Butai.
3.
Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan
pertempuran besar yang terjadi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 – 20 Oktober 1945.
Pertempuran
Lima Hari di Semarang diawali dari peristiwa kaburnya para tawanan bekas
tentara Jepang yang akan dijadikan buruh pabrik di daerah Cepiring. Kaburnya
tentara-tentara Jepang ke wilayah Semarang ini menimbulkan ketakutan pada diri
rakyat Semarang. Apalagi kemudian Jepang menguasai pusat persediaan air yang
ada di daerah Candi. Keadaan semakin meresahkan rakyat saat tersiar desas-desus
bahwa Jepang telah meracuni persediaan air minum di daerah Candi.
Untuk membuktikan desas-desus itu, Dr.
Karyadi memberanikan diri untuk memeriksa air minum tersebut. Ketika sedang
melakukan pemeriksaan, ia ditembak Jepang dan kemudia gugur. Peristiwa ini
menimbulkan amarah rakyat sehingga berkobarlah pertempuran Lima Hari di
Semarang.
Dalam pertempuran tersebut, sebanyak 2. 000
rakyat Semarang menjadi korban dan 100 orang Jepang tewas.
Pertempuran ini berhasil diakhiri setelah
pimpinan TKR berunding dengan pasukan Jepang. Usaha perdamaian tersebut
akhirnya lebih dipercepat setalah pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Semarang
pada tanggal 20 Oktober 1945. Untuk selanjutnya, pasukan Sekutu menawan dan
melucuti senjata Jepang.
4.
Pertempuran di Kalimantan
Di Kalimantan dukungan Proklamasi
Kemerdekaan dilakukan dengan berdemokrasi, pengibaran Bendera Merah-Putih dan
mengadakan rapat-rapat. Pada 14 November 1945 dengan beraninya sekitar 8000
orang berkumpul di komplek NICA dengan mengarak Bendera Merah-Putih.
5.
Pertempuran di Makassar
Para pemuda mendukung Gubernur Sulawesi,
Dr. Sam Ratulangi dengan merebut gedung-gedung Vital dari tangan polisi.
Di Gorontalo para pemuda berhasil merebuAt senjata dari markas-markas Jepang
pada 13 Sepember 1945. Di Sumbawa pada bulan Desember 1945, rakyat berusaha
merebut markas-markas Jepang. Pada 13 Desember 1945 secara serentak para pemuda
melakukan penyerangan terhadap Jepang.
6.
Pertempuran di Aceh
Di Aceh pada 6 Oktober 1945 para pemuda dan
tokoh masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). 6 hari kemudian
Jepang melarang berdirinya organisasi tersebut. Pimpinan pemuda menolak dan
timbulah pertempuran. Para pemuda mengambil alih kantor-kantor pemerintah
Jepang, melucuti senjatanya dan mengibarkan Bendera Merah-Putih.
7.
Pertempuran di Palembang
Di Palembang pada 8 Oktober 1945 Dr. A. K. Gani
memimpin rakyat mengadakan upacara pengibaran Bendera Merah-Putih. Perekutan
kekuasaan di Palembang dilakukan tanpa Insiden. Pihak Jepang berusaha
menghindari pertempuran.
8.
Pertempuran di Sumbawa
Pada bulan Desember 1945, para pemuda
Indonesia di Sumbawa melakukan aksi. Mereka melakukan perebutan terhadap
pos-pos militer Jepang, yaitu terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.
· Tindakan
Heroik Terhadap Sekutu
Berikut
ini adalah beberapa contoh tindakan heroik terhadap sekutu:
1. Peristiwa bendera di Surabaya
Pada tanggal 19 September 1945, terjadi
insiden bendera di hotel Yamato, yaitu peristiwa penyobekan bendera Belanda
merah putih biru, menjadi bendera merah putih. Peristiwa itu disebut Insiden
Bendera atau Insiden Tunjungan.
Lalu, saat terbunuhnya Jenderal Mallaby pada
tanggal 28 Oktober 1945, pihak sekutu menuduh para pemuda Indonesia yang
menuduhnya. Inggris mengeluarkan ultimatum agar pemuda Indonesia yang merasa
membunuh menyerahkan diri sampai batas waktu tanggal 10 November 1945. Karena
ultimatum tidak ditanggapi maka terjadi pertempuran antar Sekutu dengan
Arek-arek Surabaya yang dipimpin Bung Tomo, Sungkono dan Gubernur Suryo untuk
mempertahankan Surabaya dari gempuran sekutu hampir satu bulan lamanya.
Akhirnya, tanggal 10 November dijadikan sebagai Hari Pahlawan.
2. Peristiwa Bandung Lautan Api
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 10
Oktober 1945 di kota Bandung, disebabkan oleh adanya tuntutan sekutu agar para
pemuda menyerahkan senjata dan meninggalkan kota Bandung paling lambat 29
November 1945. Pasukan TRI akhirnya menyerbu Sekutu serta membumi hanguskan
kota Bandung Selatan. Tokoh dalam Bandung Lautan Api diantaranya : Kol. A. H.
Nasution, Kol. Hidayat, Moh. Toha, dan Aruji Kartawinata.
3. Peristiwa Medan Area
Tentara yang dipimpin oleh Jenderal Ted
Kelly mendarat di Medan dan ternyata diboncengi oleh tentara NICA yang dipimpin
oleh Kapten Westerling. Mereka menuntut para pemuda menyerahkan senjatanya,
namun tidak dipenuhi sehingga terjadi pertempuran pada tanggal 13 Oktober 1945.
4. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan
pertempuran besar yang terjadi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 – 20 Oktober 1945.
Pertempuran
Lima Hari di Semarang diawali dari peristiwa kaburnya para tawanan bekas
tentara Jepang yang akan dijadikan buruh pabrik di daerah Cepiring. Kaburnya
tentara-tentara Jepang ke wilayah Semarang ini menimbulkan ketakutan pada diri
rakyat Semarang. Apalagi kemudian Jepang menguasai pusat persediaan air yang
ada di daerah Candi. Keadaan semakin meresahkan rakyat saat tersiar desas-desus
bahwa Jepang telah meracuni persediaan air minum di daerah Candi.
Untuk membuktikan desas-desus itu, Dr.
Karyadi memberanikan diri untuk memeriksa air minum tersebut. Ketika sedang
melakukan pemeriksaan, ia ditembak Jepang dan kemudia gugur. Peristiwa ini
menimbulkan amarah rakyat sehingga berkobarlah pertempuran Lima Hari di
Semarang.
Dalam pertempuran tersebut, sebanyak 2. 000 rakyat
Semarang menjadi korban dan 100 orang Jepang tewas.
Pertempuran ini berhasil
diakhiri setelah pimpinan TKR berunding dengan pasukan Jepang. Usaha perdamaian
tersebut akhirnya lebih dipercepat setalah pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di
Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Untuk selanjutnya, pasukan Sekutu
menawan dan melucuti senjata Jepang.
5.
Peristiwa Palagan Ambarawa
Pertempuran ini terjadi tanggal 21 November sampai 15 Desember 1945.
Pertempuran terjadi antara TKR dengan Belanda dan Sekutu. Pertempuran bermula
ketika tentara Sekutu secara sepihak membebaskan orang-orang Belanda yang
ditahan di Magelang dan Ambarawa. Setelah mendapat bantuan dari Devisi V
pimpinan Kolonel Soedirman, pasukan Sekutu dapat dipukul mundur. Untuk
mengenang pertempuran ini, didirikan monument dan museum Palagan Ambarawa.
6.
Pertempuran Margadana di Bali
Pertempuran ini terjadi di desa Margadana pada tanggal
18 November 1946 yang dipimpin oleh I Gusti Ngura Rai dengan pasukannya Ciung
Wanara. Peristiwa ini terjadi karena menentang pembentukan NIT. Dalam
pertempuran ini, I Gusti Ngurah Rai mengadakan perlawanan habis-habisan
sehingga disebut dengan Perang Puputan.
7. Pertempuran di Biak
Rakyat Irian (Papua Barat) di
berbagai kota di seperti Jayapura, Sorong, Serui, dan Biak member sambutan
hangat dan mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 14 Maret
1948, terjadi pertempuran antara rakyat Biak dengan tentara NICA. Peristiwa ini
diawali dari penyerangan tangsi militer Belanda di Sosido dan Biak yang
dilakukan oleh rakyat. Para pemuda yang dipimpin Joseph berusaha mengibarkan
bendera merah putih di seluruh Biak. Serangan itu gagal dan dua orang
pemimpinnya dihukum mati, sedangkan yang lainnya dihukum seumur hidup.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete