Respirasi
Proses respirasi dan ekspirasi di atur oleh otot diafragma dan otot antar tulang rusuk sehingga dapat di atur volume rongga dada yaitu memperbesar atau memperkecil menurut kehendak.
Proses pernapasan dibedakan atas:
·
Pernapasan dada
·
Pernapasan perut
1.
Pernapasan dada
Pada Waktu inspirasi, otot antar tulang rusuk
berkerut/berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat dan rongga dada membesar
Pada waktu ekspirasi, otot antar tulang rusuk
mengendor/relaksasi kembali dan rongga dada kembali seperti semula
Kebanyakan terjadi pada wanita dan manusia
usia muda
2.
Pernapasan perut
Pada waktu inspirasi, otot sekat rongga dada
(diafragma) mengkerut dan diafragma mendatar sehingga rongga dada membesar
Pada waktu ekspirasi, diafragma melonggar/mengendor
dan rongga dada mengecil kembali seperti semula
Kebanyakan pernapasan perut terjadi pada orang
tua, laki-laki, yang tulang rawannya tidak begitu lembek dan lentur
5.3 otot-otot pernapasan
Otot inspirasi utama
·
Otot diafragma
·
M. Intercostalis eksterna : costae
terangkat, sternum tertarik keluar , diameter antero-posterior rongga dada
membesar
Otot inspirasi tambahan
·
M scalenus
·
M. Sternocleidomastoideus
·
Otot ekspirasi
·
m. Intercostalis internus: menarik
rongga dada kebawah
·
otot abdomen anterior : menarik
costae kebawah dan meningkatkan tekanan infra abdomen sehingga mendorong
diafragma keatas
5.4 organ organ pernapasan
·
HIDUNG
Hidung berfungsi
menyaring kotoran yang masuk dan mengatur kelembapan udara
Selain menjadi alat
pernapasan yang paling atas dan paling awal tempat masuknya udara hidung juga
berfungsi sebagai alat penciuman
Di dalam rongga
hidung dilapisi selaput lendir (mukosa) dan banyak di tumbuhi rambut-rambut
halus sehingga udara-udara yang masuk kehidung sebelum masuk ke trakea disaring
terlebih dahulu dan mengeluarkan partikel-partikel yang tersaring
·
FARING(TEKAK)
Setelah udara masuk
kehidung dan meninggalkan rongga hidung, udara masuk kedalam faring dan laring.
Faring adalah saluran lanjutan hidung yang terletak dibelakang rongga hidung.
Faring dibagi 3
bagian yang berdampingan letaknya :
Nasofaring (atas) : dibelakang rongga
hidung
Orofaring (tengah) : dibelakang rongga
mulut
Laringofaring (bawah) : bagian bawah
·
LARING (PANGKAL TENGGOROKAN)
Laring terjalin
atas tulang rawan. Pada laring terdapat pita suara yang bergetar ketika udara
masuk. Glotis merupakan lubang penghubung antara laring dan trakea. Sedangkan,
epiglotis adalah suatu katup yang memisahkan saluran pernapasan dan saluran
makanan. Epiglotis yang berperan mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan.
·
TRAKEA (BATANG TENGGOROKAN)
Trakea merupakan
pipa kuat yang terletak di kerongkongan. Bagian dalam trakea terdapat sel-sel
epitel bersilia yang mempunyai fungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk
ke alat pernapasan bersama udara.
·
BRONKUS
Bronkus adalah
lanjutan dari trakea yang bercabang-cabang dua. Struktur bronkus sama dengan
trakea. Bronkus yang bercabang semakin kecil di sebut Bronkiolus.
·
BRONKIOLUS
Bronkiolus
merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus yang lebih kecil dan berujung pada
kantong-kantong udara di sebut alveolus
-
Alveolus tersusun atas selaput sel
sehingga dinding nya tipis
-
Pada alveolus terjadi pertukaran
gas oksigen dan co2
-
Alveolus banyak mengandung
kapiler-kapiler darah
-
Pertukaran gas terjadi secara
difusi
-
Pada paru-paru dewasa kira-kira
terdapat lebih dari 300 pita alveolus sehingga permukaannya luas dan memudahkan
terjadinya pertukaran gas
·
PARU-PARU(PULMO)
Paru-paru terletak
didalam rongga dada(thoraks). Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh
selaput yang di sebut diafragma. Paru-paru diselubungi suatu kantong
berselaput, yaitu pleura parietalis(luar) dan pleura viseralis (dalam).
Paru-paru terdiri dari pulmo dekstra dan sinistra. Paru-paru(pulmo) sinistra
terdiri dari 2 lobus , sedangkan yang dekstra 3 lobus.
Rachmawati,F. Urifah, N. Wijayati, A. 2009. Biologi untuk
SMA. Jakarta : penerbit ricardo
Amalia, Lia. Anatomi fisiologi manusia sistem
pemeliharaan, 2010
5.5Mekanisme Pernapasan
Bernapas
atau Pulmonari Ventilasi merupakan proses perpindahan udara dari lingkungan
luar kedalam paru-paru ataupun dari paru-paru ke lingkungan luar. Proses
bernafas terdiri dari 2 fase, yaitu : 1). Fase Inspirasi, yaitu periode ketika
aliran udara luar masuk kedalam paru-paru. 2). Fase Ekspirasi, yaitu periode
ketika aliran udara meninggalkan paru-paru menuju atmosfir luar.
1.
Inspirasi
Inspirasi terjadi ketika tekanan
alveoli dibawah tekanan atmosfir. Otot yang paling penting dalam inspirasi
adalah diafragma. Bentuknya melengkung dan melekat pada iga paling bawah dan
otot interkosta eksterna. Ketika diafragma berkontraksi, bentuknya menjadi
datar dan menekan bagian dibawahnya yaitu pada isi abdomen dan mengangkat iga.
Keadaan ini menyebabkan pembesaran rongga toraks(dada) dan
paru-paru. Meningkatnya ukuran dada menurunkan tekanan interpleura sehingga
paru-paru menjadi mengembang. Mengembangnya paru-paru berakibat pada penurunan
tekanan di alveolus, sehingga udara bergerak dari atmosfer menuju paru-paru.
Hal ini berlangsung terus sampai tekanan menjadi sama dengan tekanan atmosfer.
Sebelum inspirasi dimulai, tekanan intra alveolus sama dengan tekanan
diatmosfer atau selisihnya adalah 0.
2.
Ekspirasi
Didalam bernafas, ekspirasi merupakan
proses pasif, tidak ada kontraksi otot-otot aktif. Pada akhir inspirasi, otot –
otot respirasi relaksasi, membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk
mengisi volume paru-paru. Ekspirasi itu terjadi ketika tekanan dalam alveolus
lebih tinggi dibanding tekanan atmosfer. Relaksasi diafragma dan otot
interkosta eksterna mengakibatkan recoil elastis dinding dada dan paru-paru
sehingga terjadi peningkatan tekanan alveolus dan menurunkan volume paru-paru.
Dengan demikian udara bergerak dari paru-paru ke atmosfer.
Tarwoto.2015.Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta:CV. Trans Info Media.hal:165
5.6 Jenis Volume Pernafasan( Volume dan Kapasitas
Paru)
Pengukuran
volume dan kapsitas paru menunjukkan kuat lemahnya pertukaran gas dan fungsi
paru.
A.
Volume Paru
1.
Volume Alun Napas/Tidal(TV)
Yaitu volume
udara yang diinspirasi atau diekspirasi disetiap kali bernafas normal.
Jumlahnya kira-kira 500 ml pada rata-rata orang dewasa.
2.
Volume Cadangan
Inspirasi(VCI)
Yaitu volume
udara yang dapat dihirup sekuat-kuatnya setelah inspirasi normal. Jumlahnya
kira-kira 3000 ml.
3.
Volume Cadangan
Ekspirasi(VCE)
Yaitu volume
udara yang dapat dikeluarkan sekuat-kuatnya setelah ekspirasi normal. Mencapai 1100 ml.
4.
Volume Residu(VR)
Yaitu volume
udara yang masih tetap berada dalam paru-paru seteah ekspirasi paling kuat.
Mecapai 1200 ml.
B.
Kapasitas Paru-paru
1.
Kapasitas Vital(KV)
Yaitu total
jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi
maksimum.
Perhitungannya:
TV+VCI+VCE
Cth: 500
ml+3000ml+1100ml=4600 ml
2.
Kapasitas Inspirasi(KI)
Yaitu volume
tidal ditambah volume cadangan inspirasi.
TV+VCI
Cth: 500 ml+ 3000
ml=3500 ml
Kira-kira 3500 ml
inilah udara yang dapat dihirup seseorang. Dimulai ketika pada tingkat
ekspirasi normal dan pengembangan paru-paru sampai jumlah maksimum.
3.
Kapasitas Residu
Fungsional(KRF)
Yaitu volume
cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu
VCE+VR
Cth: 1100
ml+1200ml= 2300 ml.
Ini adalah jumlah
udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal.
4.
Kapasitas Total
Paru-paru(KTP)
Jumlah total
udara yang dapat ditampung dalam paru-paru.
KTP= KV+VR
4600 ml+1200ml=5800 ml
Guyton,Arthur
C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.ed9.Jakarta:EGC.hal:603-605
Tarwoto.2015.Anatomi
dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Jkarta:CV. Trans Info
Media.hal:178
5.7 Faktor Pengganggu
Faktor pengganggu pernafasan merupakan
hal-hal yang dapat mengambat proses jalannya pernapasan. Dapun faktor-faktor
pengganggu tersebut diantaranya:
1.
Kekurangan oksigen(O2).
2.
Teralu banyak gas karbondioksida(CO2) diudara dan uap air.
3.
Penyakit didalam paru-paru, terutama di alveolus.
4.
Gangguan dalam saluran pernapasan, trakhea, bronkus dan
bronkiolus.
5.
Gangguan dalam aliran darah.
6.
Penyakit dalam darah.
7.
Gangguan dalam pusat pernapasan atau saraf.
Gangguan
pertukaran gas seperti diatas akan meyebabkan gejala sesak napas(dyspnoe), jika
semakin parah(orthopnoe) dan jika tidak dapat mengambil napas(apnoe)/napas
mati.
Ethel,
Sloane.1995.Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula.Jakarta:EGC
5.8 Faktor yang mempengaruhi
pernapasan
1. Umur
Untuk mengetahui pengaruh umur
terhadap frekuensi pernapasan, Anda dapat membandingkan pernapasan antara orang
tua dengan anakanak. Manakah frekuensi pernapasannya yang lebih banyak, orang
tua ataukah anak-anak? Lebih banyak pada anak-anak, bukan? Mengapa demikian?
Hal ini disebabkan anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga banyak
memerlukan energi. Oleh sebab itu, kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak
dibandingkan orang tua.
2. Suhu Tubuh
Jika dihubungkan dengan kebutuhan energi, ada hubungan
antara pernapasan dengan suhu tubuh, yaitu bahwa antara kebutuhan energi dengan
suhu tubuh berbanding lurus. Artinya semakin tinggi suhu tubuh, maka kebutuhan
energi semakin banyak pula sehingga kebutuhan O2 juga semakin
banyak.
3. Posisi Tubuh
Posisi tubuh seseorang akan berpengaruh terhadap kebutuhan
energinya. Coba Anda bandingkan posisi antara orang yang berbaring dengan orang
yang berdiri! Manakah yang lebih banyak frekuensi antara keduanya? Tentunya
orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O2 karena otot
yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak
pula.
4. Kegiatan Tubuh
Untuk membuktikan pengaruh faktor ini, Anda dapat melakukan
perbandingkan antara orang yang bekerja dengan orang yang tidak bekerja. Mana
yang lebih banyak frekuensi bernapasnya? Jika diperhatikan, orang yang
melakukan aktivitas kerja membutuhkan energi. Berarti semakin berat kerjanya
maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga frekuensi pernapasannya
semakin cepat.
(Carwin,Elizabeth J.2000.Buku
Saku Patofisiologi.Jakarta.EGC)
5.9
Pengaturan Pernapasan
5.9.1 Kendali
saraf pada pernapasan
a.
Korteks Cerebri
Berperan
dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter sehingga memungkinkan kita
dapat mengatur napas dan menahan napas. Misalnya pada saat bicara atau makan.
b.
Medulla oblongata
Terletak
pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan. Pada kedua
oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal
Respiratory Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla
dan Ventral Respiratory
Group (VRG) yang terletak pada ventral lateral medula. Kedua
kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama pernapasan. DRG terdiri dari neuron
yang mengatur serabut lower motor neuron yang mensyarafi otot-otot inspirasi
seperti otot intercosta interna dan diafragma untuk gerakan inspirasi dan
sebagian kecil neuron akan berjalan ke kelompok ventral. Pada saat pernapasan
kuat, terjadi peningkatan aktivitas neuron di DRG yang kemudian menstimulasi untuk
mengaktifkan otot-otot asesoris inspirasi, setelah inspirasi selesai secara
otomatis terjadi ekspirasi dengan menstimulasi otot-otot asesoris.
Kelompol
ventral (VRG)
terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada saat pernafasan tenang
atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutuhan ventilasi
meningkat, neuron inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan melalui rangsangan
kelompok dorsal. Impuls dari neuron inspirasi kelompok ventral akan merangsang
motor neuron yang mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N IX dan N X.
Impuls dari neuron ekspirasi kelompok ventral akan menyebabkan kontraksi
otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.
c.
Pons
Pada
pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat pnumotaksis.
Pusat apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian bawah. Fungsi pusat
apneutik adalah untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi
dengan cara mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan menghambat
ekspirasi. Sedangkan pusat pneumotaksis terletak di pons bagian atas. Impuls
dari pusat pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan
frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses
inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur pula.
5.9.2. Kendali Kimia
Banyak
faktor yang mempengaruhi laju dan kedalaman pernapasan yang sudah diset oleh
pusat pernapasan, yaitu adanya perubahan kadar oksigen, karbon dioksida dan ion
hidrogen dalam darah arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan
menimbulkan respon dari sensor yang disebut kemoreseptor. Ada 2 jenis
kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan kemoreseptor
perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada sistem arteri.
a.
Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida
dalam darah arteri, cairan serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan
merespon peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan.
b.
Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi
oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen,
peningkatan karbon dioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan
menjadi meningkat.
5.9.3. Pengaturan Oleh Mekanisme Non Kimiawi
Beberapa
faktor non kimiawi yang mempengaruhi pengatuan pernapasan di antaranya :
pengaruh baroreseptor, peningkatan suhu tubuh, hormon epineprin, refleks
hering-breuer.
a.
Baroreseptor, berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel
dan pembuluh darah besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan
darah. Peningkatan tekanan darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnya
tekanan darah arteri dibawah tekanan arteri rata-rata akan menstimulasi
pernapasan.
b.
Peningkatan suhu tubuh, misalnya karena demam atau olahraga maka secara
otomatis tubuh akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan
ventilasi.
c.
Hormon epinephrin, peningkatan hormon epinephrin akan meningkatkan
rangsangan simpatis yang juga akan merangsang pusat respirasi untuk
meningkatkan ventilasi.
d.
Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi.
Pada saat inspirasi mencapai batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor
regangan dalam otot polos paru untuk menghambat aktifitas neuron inspirasi.
Dengan demikian refleks ini mencegah terjadinya overinflasi paru-paru saat
aktifitas berat.
(Ganong,William
F.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta,EGC)
5.10 Respiratory rate
5.10.1
Definisi
Menghitung jumlah pernafasan dalam
satu menit. Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk
mengetahui fungsi system pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran
oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan asam-basa.
5.10.2
Klasifikasi
Frekuensi Pernafasan Normal
BBLR :
40-60 x/menit
1-11 bulan : 30 x/menit
2 tahun : 25 x/menit
4-12 tahun : 19-23 x/menit
14-18 th : 16-18 x/menit
Wanita Dewasa : 18-20 x/menit
Laki-laki Dewasa : 16-18 x/menit
Orang tua 50 th : 14-16 x/menit
Orang tua 70 th : 12-14 x/menit
·
Kurang dari 12 kali/menit = bradipnea
·
Lebih dari 20 kali/menit = takipnea
(Notoatmodjo,Soekidjo.2010.metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta.Rineka
Cipta)
q214p7txcdi452 vibrators,sex chair,prostate massagers,anal toys,Clitoral Vibrators,cheap sex toys,dildos,dog dildo,dog dildo g949g6yjduo811
ReplyDelete